Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
DPR dorong kemandirian gula nasional dari hulu ke hilir
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-15 02:33:09【Resep Pembaca】901 orang sudah membaca
PerkenalanAnggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka berkunjung ke Pabrik Gula (PG) Gempolkrep di Kab

Perjuangan kita bukan hanya untuk swasembada gula tapi juga Save Molases Nasional. Mari kita dukung Presiden Prabowo yang sangat memperhatikan keberlangsungan industri gula Indonesia,
Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mendorong kemandirian industri gula nasional dari hulu ke hilir demi mewujudkan swasembada gula serta Save Molases Nasional.
"Perjuangan kita bukan hanya untuk swasembada gula tapi juga Save Molases Nasional. Mari kita dukung Presiden Prabowo yang sangat memperhatikan keberlangsungan industri gula Indonesia," kata Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka di Surabaya, Senin.
Save Molases Nasional sendiri merupakan sebuah target baru pemerintah Indonesia untuk mengamankan dan mengoptimalkan pemanfaatan molases atau tetes tebu secara nasional khususnya dalam konteks industri gula dan ketahanan pangan.
Menurut Rieke, langkah pemerintah sudah cepat dalam merespons persoalan penyerapan gula petani yang sebelumnya terdapat sekitar 100 ribu ton gula petani yang belum terserap.
Baca juga: ESDM gandeng industri singkong hingga tebu genjot produksi etanol
Persoalan itu, kata dia, telah teratasi melalui koordinasi lintas kementerian serta DPR RI dan dukungan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Bahkan pimpinan Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto akhirnya berkomunikasi dengan berbagai pihak hingga keluar anggaran dari kas negara sebanyak Rp1,5 triliun.
Anggaran tersebut digunakan untuk menugaskan dua pabrik gula BUMN yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) untuk menyerap gula petani yang belum tertampung.
Ngak hanya itu, upaya diperkuat dengan kebijakan pemerintah yang telah menghapus Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5 persen terhadap penjualan gula petani sehingga meningkatkan daya saing dan menunjukkan keberpihakan terhadap produksi dalam negeri.
Baca juga: SGN: Harga gula Rp14.500 per kilogram jaga keberlanjutan petani tebu
Selain menyoroti aspek hilir gula, Rieke juga menegaskan pentingnya pengembangan produk turunan tebu salah satunya molases atau tetes tebu yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Ia menyebutkan, molases berpotensi menjadi bahan baku penting bagi industri makanan, farmasi, kosmetik, dan energi baru terbarukan khususnya etanol.
“Karena pada 2027 kita akan menuju program E10,” kata Rieke.
Baca juga: Komisi VI DPR dan SGN pantau kesiapan industri bioenergi di Mojokerto
Suka(782)
Artikel Terkait
- 11 SPPG 3T di Karimun dalam proses pembangunan
- Gubernur minta kepala daerah tetapkan lokasi pembangunan SPPG 3T
- Wihaji: Pendistribusian MBG di pulau
- Kasus DBD di Jakbar jadi yang tertinggi di DKI
- Kepala BPOM jelaskan potensi pengembangan ATMP ke mahasiswa Beijing
- Warga terdampak cuaca ekstrem di Kabupaten Bekasi capai 304 orang
- BGN: 10 bulan berjalan, MBG telah serap ratusan ribu tenaga kerja
- Cegah penambahan populasi, KPKP Jakut targetkan sterilisasi 250 kucing
- Sulsel proyeksikan surplus beras 2 juta ton di 2025
- BRIN temukan penggunaan "test kit" kurang sesuai dalam kegiatan MBG
Resep Populer
Rekomendasi

SPPG Meruya Selatan akui adanya uji organoleptik menu pradistribusi

Wamendukbangga bagikan MBG untuk balita dan ibu hamil di Tanjungpinang

Makanan olahan sebabkan 121 orang keracunan di Buryatia

Lapas Narkotika Jakarta gagalkan penyelundupan sabu lewat ayam kecap

UMKM binaan Pertamina raup Rp250 juta di ajang MotoGP Mandalika

Rahasia singkong: makanan sederhana dengan segudang manfaat

Ibu Negara Brasil berpesan utamakan pangan lokal untuk kesuksesan MBG

Anggota DPRD Jabar: Pengawasan Program MBG harus diperketat